Ghea yang sudah berkarya lebih dari 38 tahun di industri fashion lndonesia selalu konsisten mangangkat motif-motif Heritage tekstil Indonesia yang diterjemahkannya ke dalam nuansa fashion yang modern dan kekinian.
Untuk show Indonesia Fashion Week 2018 kali ini Ghea mempersembahkan sebuah koleksi yang lerinspirasl dari keindahan dan keragaman budaya Batak Toba dan mengangkat kain Ulos yang ternyata penuh warna dan beraneka ragam, termasuk motif Gorge yang khas dengan warna merah putih dan hitam sebagai hiasan pada Rumah Batak tradisional.
Keindahan Toba yang kali ini diangkat bukan hanya panorama dan alamnya, melainkan juga sejarah dan cerita yang dituangkan ke dalam tradisi pembuatan kain yang terkandung di dalamnya. Keindahan Danau Toba yang dikeiilingi oleh pegunungan melambangkan “Unity", yang ternyata banyak mempengaruhi estetika dari penenun di Toba dan Simaiungun.
Beragamnya keindahan budaya di Indonesia yang selalu menginspirasi Ghea. Every Indonesian Textile has a Story.
Ghea sudah lama tertarik dengan budaya tanah Batak karena suaminya berasai dari daerah tersebut. Setelah perjalanannya baru-baru ini bertemu pengrajin di Tarutung, Simalungun dan Samosir, terciptalah tema ini. HORAS yang sekaligus akan menjadi label baru Ghea untuk koleksi tema Bataknya.
Rancangannya terinspirasi dari kain-kain Ulos yang ditemukan Ghea saat bertemu dengan para pengrajin. Kain-kain Ulos tersebut ditranslasikannya ke dalam busana-busana modern dipadu dengan bahan print modern dan warna yang lebih up to date. Sesuai dengan ciri khas etnik dan gaya Bohemian Ghea, maka style-style yang akan ditampikan adalah gaya
mix and match yang nyaman dan timeless. Untuk bahan, selain menggunakan kain asli tenun Ulos. juga kain print Ulos di atas bahan-bahan yang wearable yaitu: satin, chiffon, organza. jersey.
Motif yang diangkat diantaranya adalah motif Ulos Pucca, Sadum, Jugia, Ragi ldup yang sangat menonjol, motif Gorga yang bank terdapat pada kain maupun rumah
rumah adat Batak yang mempunyai arti protection atau periindungan.
Pada akhirnya, rancangan Ghea kaii ini ditujukan bukan handa kepada pencinta fashion Indonesia khususnya pencinta rancangan Ghea, namun juga kepada para pengrajin Ulos di anah Batak. Kain tradisi tidak hanya dapat digunakan pada acara-acara seremonial adat Batak tetapi bisa diangkat menjadi busana modern.
Komentar
Posting Komentar